Bisnis, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk menganggarkan dana Rp 32 triliun untuk belanja modal (capital expenditure) sepanjang 2017.

Direktur Utama Waskita M. Choliq menegaskan, capex tersebut akan diperoleh dari ekuitas perseroan, pinjaman bank, dan penawaran umum obligasi berkelanjutan.

Baca:  Waskita Karya Targetkan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun Tahun Ini

"Kami tidak ada IPO (anak perusahaan), tapi bagaimana Waskita memperkuat permodalan dari sisi ekuitas. Kami menganggarkan capex sekitar Rp 32 triliun," ujar M. Choliq dalam acara konferensi pers di Kantor Waskita Karya, Cawang, Jakarta Timur, Jumat, 17 Maret 2017.




Choliq menerangkan, hingga akhir Februari total ekuitas yang dimiliki perusahaan telah mencapai Rp 20 triliun. Hingga akhir 2017, perseroan menargetkan dapat meningkatkan modal perusahaan dari sisi ekuitas mencapai Rp 30 triliun. 

Selain dari ekuitas, tambahan capex juga akan diperoleh dari pinjaman bank. "Tentu sisanya akan diperoleh dari instrumen. Pinjaman bank, dan obligasi," kata Choliq.

Dari sisi obligasi, perusahaan juga telah berencana untuk melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp 10 triliun. Namun Choliq belum dapat menerangkan lebih lanjut secara pasti kapan obligasi akan dikeluarkan perusahaan. "Obligasi mungkin kuartal berikutnya, capai PUB baru, skalanya Rp 10 triliun, masih dalam proses," tuturnya.

Adapun capex tersebut rencananya akan dipergunakan untuk pembiayaan proyek Waskita, karena tahun ini perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sepanjang 2017 sebesar Rp 80 triliun. Adapun hingga akhir Februari kontrak Waskita baru mencapai sekitar 10 persen atau Rp 8,6 triliun. 

"Laba bersih ditargetkan tahun ini Rp 3,5 triliun. Sampai Februari baru Rp 350 miliar, atau 10 persen dari target setahun," ujar M. Choliq. Selain itu perseroan juga menargetkan penjualan mencapai Rp 39 triliun. Hingga Februari, penjualan baru mencapai Rp 5,3 triliun.

Sebagai informasi, Waskita pada 2016 telah mencatatkan perolehan kontrak baru Rp 69,97 triliun, atau naik sekitar 118 persen dari 2015 sebesar Rp 32,08 triliun. Adapun kontrak dalam pengerjaan sebesar Rp 104,02 triliun atau naik lebih dari 100 persen dari 2015 sebesar Rp 51,83 triliun. Adapun pendapatan usaha sepanjang 2016 mencapai Rp 23,78 triliun atau naik 68,07 persen dari 2015 yakni Rp 14,15 triliun.

DESTRIANITA